Selain jenis batu netprit, Desa Lumut
juga mempunyai jenis batu indocrase. Tanpa dinyana, batu itu laku Rp 150
juta dengan berat 870 gram.
Batu tersebut dibeli oleh Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Batu Alam Aceh, Wen Syukur dari warga Lumut. Menurutnya, jenis indocrase Lumut memiliki kualitas terbaik.
Batu tersebut dibeli oleh Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Batu Alam Aceh, Wen Syukur dari warga Lumut. Menurutnya, jenis indocrase Lumut memiliki kualitas terbaik.
Sebelumnya Wenpernah menjual batu yang
sama pada tahun 2009 silam kepada warga Negara Jepang dengan berat 4,5
kg, saat itu dengan senilai Rp 19 juta.
"Setelah tahun 2009, baru ini kembali saya mendapatkan jenis batu yang sama," kata Wen Syukur di kantor Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Aceh Tengah, Kamis (12/2).
Menurut pria yang membuka usaha Wen Natusal Stone di Lamlagang Banda Aceh itu, jenis batu indocrase sangat banyak di Kampung Lumut dan sekitarnya. Jenis batu ini memiliki pangsa pasar yang sangat menjanjikan hingga ke luar negeri.
“Sudah dicoba dijual ke berbagai daerah hingga luar negeri, dan cukup menjanjikan,” katanya.
Warga Aceh Tengah setiap hari memburu giok ke beberapa kampung. Selain Kampung Lumut., juga bergerilya ke Pantan Reduk serta Gemboyah. Ini karena harganya semakin tinggi, dan bahan baku mulai sulit didapat.
Sesuai namanya, Kampung Lumut merupakan kawasan yang sejak lama diketahui memiliki kualitas batu giok terbaik, memiliki kadar kekerasan Moh’s yang sangat tinggi. “Giok Gayo yang sudah saya uji kekerasan di laboratorium di Jakarta memiliki kadar kekerasan mencapai 7,3 Skala Moh’s,” terang Wen Syukur.
Menurutnya giok Lumut Gayo memiliki kualitas nomor dua di dunia. Kelas I memiliki nilai kekerasan antara 8 sampai 10 Skala Moh’s, sedangkan kelas duanya sekitar 7 sampai 8.
Namun, Wen Syukur menyampaikan keluhan, batu asal Gayo tersebut kurang mendapatkan promosi.
"Setelah tahun 2009, baru ini kembali saya mendapatkan jenis batu yang sama," kata Wen Syukur di kantor Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Aceh Tengah, Kamis (12/2).
Menurut pria yang membuka usaha Wen Natusal Stone di Lamlagang Banda Aceh itu, jenis batu indocrase sangat banyak di Kampung Lumut dan sekitarnya. Jenis batu ini memiliki pangsa pasar yang sangat menjanjikan hingga ke luar negeri.
“Sudah dicoba dijual ke berbagai daerah hingga luar negeri, dan cukup menjanjikan,” katanya.
Warga Aceh Tengah setiap hari memburu giok ke beberapa kampung. Selain Kampung Lumut., juga bergerilya ke Pantan Reduk serta Gemboyah. Ini karena harganya semakin tinggi, dan bahan baku mulai sulit didapat.
Sesuai namanya, Kampung Lumut merupakan kawasan yang sejak lama diketahui memiliki kualitas batu giok terbaik, memiliki kadar kekerasan Moh’s yang sangat tinggi. “Giok Gayo yang sudah saya uji kekerasan di laboratorium di Jakarta memiliki kadar kekerasan mencapai 7,3 Skala Moh’s,” terang Wen Syukur.
Menurutnya giok Lumut Gayo memiliki kualitas nomor dua di dunia. Kelas I memiliki nilai kekerasan antara 8 sampai 10 Skala Moh’s, sedangkan kelas duanya sekitar 7 sampai 8.
Namun, Wen Syukur menyampaikan keluhan, batu asal Gayo tersebut kurang mendapatkan promosi.
”Hanya pemburu dan pengusaha batu yang
mengetahui giok Lumut berasal dari Aceh Tengah. Sementara masyarakat
luas sulit mengetahuinya, karena dalam pembuatan surat atau sertifikat
batu tidak disebutkan giok Lumut Gayo tapi Lumut Aceh,” ungkapnya. (mag-56)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar